Gunung Kidul, DIY
tugimandr@gmail.com

Saat Sahur, Warga Gunungkidul Ditemukan Gantung Diri

Maju BERSAMA, Sejahtera SEMUA

Saat Sahur, Warga Gunungkidul Ditemukan Gantung Diri

Gedangsari– (gunungkidulrumahkita.com) – Kejadian gantung diri terus terjadi di Kabupaten Gunungkidul, D. I. Yogyakarta, warga Kalurahan Mertelu, Kapanewon Gedangsari, seorang warga bernana Warimin Nardi (68), warga Padukuhan Guyangan Lor, RT.003/RW.010, Kalurahan Mertelu, Kapanewon Gedangsari. gantung diri, pada Minggu (26/03/23).

Menurut Kapolsek Gedangsari AKP Suryanto, bahwa pada Minggu, 26 Maret 2022 sekitar pukul 03:00 WIB pihaknya telah menerima laporan adanya gantung diri di Padukuhan Guyangan Lor RT.003/RW.010 Kalurahan Mertelu, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul.

Lebih lanjut Kapolsek menjelaskan bahwa peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh istri pelaku yakni Sani (66) yang bermaksut membangunkan korban untuk makan sahur.

Sani kemudian menemukan keberadaan suaminya dalam posisi tergangung di pohon belimbing sebelah timur rumah pelaku menggunakan seutas tali tambang warna biru. Sani mencari bantuan dengan memanggil tetangga, dan melaporkan ke pihak Kalurahan Mertelu untuk kemudian dilanjutkan ke petugas Polsek Gedangsari.

Hasil pemeriksaan Tim Medis oleh pihak kesehatan Kapanewon Gedangsari tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Korban meninggal diduga karena kekurangan oxygen akibat tali yang menjerat pada bagian leher, sehingga langsung diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

Sementara itu Dr. H. Tugiman, SH. M. Si, tokoh masyarakat Gunungkidul, prihatin dengan kejadian gantung diri yang terus berulang, menurutnya Pemenintah Daerah harus serius mencarikan solusi atas persoalan laten tersebut, agar peristiwa serupa tidak terus berulang.

“Pemerintah Daerah perlu mencari terobosan dengan mengungkan akar masalah sehingga ditemukan solusi terbaik untuk mencegah agar peristiwa serupa tidak terus berulang”, ungkap Tugiman.

Lebih lanjut Bakal calon senator DPD-RI dari Dapil DIY itu mengajak masyarakat untuk membangun empati dan kepekaan serta kepedulian sosial, secara bersama-sama melakukan berbagai upaya dalam mencegah dan menanggulangi gantung diri, harap Tugiman.

Menurutnyaq “Budaya sambang tonggo”, saya pikir merupakan kultur dan sekaligus kearifan lokal yang perlu dipelihara dan dibudayakan kembali, sebagai salah satu cara untuk membangun kepedulian soaial dalam mencegah persoalan tersebut”, pungkas Tugiman (Try)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Ayo bagikan supaya teman Anda tahu!

WhatsApp chat