Dr. Tugiman, Depresi dan Ekonomi Pemicu Gandir di Gunungkidul
Nglipar – (gunungkidulrumahkita.com) – Pengamat Sosial Politik Unuversitas Pasundan Bandung, Dr. Tugiman, SH. M.Si memprihatinkan terus berlanjutnya bunuh diri dengan cara gantung diri (Gandir) di Kabupaten Gunungkidul.
Tugiman mencatat selama Januari hingga awal Maret 2020 terdapat tujuh kasus bunuh diri dengan cara gantung diri (Gadir) di Kabupaten Gunungkidul, sebagian besar pelaku nekat mengakhiri hidupnya karena mengalami depresi dan masalah ekonomi.
Lebih lanjut, menurut Tugiman, akademisi dan tokoh masyarakat asal Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar, yang lebih akrab dipanggil ” Anak Gaplek “, itu mengatakan, pelaku gantung diri berusia antara 28-85 tahun. Motifnya sebagian besar karena mengalami berbagai masalah, mulai dari ekonomi hingga depresi sakit tak kunjung sembuh.
“ Para pelaku gantung diri rata-rata berusia antara 28 s.d 85 tahun, tetapi usia 60 tahun keatas mendominasi sedangkan penyebab bunuh diri antara lain karena depresi atau karena masalah ekomomi “, ungkap Tugiman
Menurut Doktor Hukum Tatanegara Universitas Padjadjaran yang belakangan namanya santer dan didorong oleh sejumlah pihak untuk maju dalam pemilihan Bupati Gunungkidul 2020 itu menjelaskan, setiap tahun setidaknya 25 s.d 30 orang mengakhiri hidup dengan gantung diri, dari jumlah itu sebanyak 31 prosen pelaku gantung diri berusia 45 s.d 60 tahun, sedangkan 44 prosen berusia diatas 60 tahun.
Dari data itu artinya sebanyak 75 prosen korban bunuh diri berusia diatas usia 45 tahun dan usia 60 tahun keatas yang paling banyak. Kalau mayoritas pelaku gantung diri berusia 60 tahun keatas, maka beberapa penyebab Gandir antara lain adalah karena kondisi phisik, sakit yang menahun serta gangguan kejiwaan atau depresi serta keringnya nilai-nilai relegius, menjadi penyebab terus berlanjutnya gantung diri, jelasnya.
Menurut Perwira TNI-AD, dengan Pangkat Kolonel Inf itu, ada beberapa langkah, yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi atau setidaknya mengurangi angka bunuh diri di Gunungkidul antara lain ;
Pertama; Edukasi kepada nasyarakat terutama untuk mengikis mitos pulung gantung, termasuk didalamnya melalui pendekatan agama, budaya dan kearifan lokal.
Kedua; Peningkatan dan pemerataan ekomi, pelayanan kridit usaha kecil serta penciptaan lapangan kerja perlu terus ditingkatkan, guna peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengikis angka kemiskinan yang masih tinggi.
Ketiga; Perlu political Whill dari Pemerintah daerah untuk mengambil langkah konkrit dan terukur terkait persoalan tersebut;
Keempat; Pentingnya membudayakan keterbukaan dalam lingkungan keluarga untuk memecahkan persoalan-persoalan internal keluarga.
Kelima; Pentingnya peningkatan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang ditopang oleh semangat gotongroyong dan guyup rukun dalam memecahkan persoalan yang terjadi dilingkungannya.
“Saya yakin bila upaya tersebut dilakukan secara sungguh-sungguh, pada akhirnya akan dapat menekan dan mengurangi angka bunuh diri di Gunungkidul ini”, pungkas Pria multi talenta yang saat ini juga menjabat sebagai Kabid Organisasi KONI Provinsi Jawa Barat itu.(Try)